
Pengelolaan Sumber Daya Genetik Pertanian Penting Dilakukan Terintegrasi
Bogor (19/6) – Sekretariat Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) bertempat di Ruang Mediasi, Balai Pengelola Hasil Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP Pengelola Hasil), melaksanakan koordinasi guna menindaklanjuti arahan Sekretaris Badan ketika dilaksanakan diskusi Sinergi Pengelolaan SDG 4 Juni lalu secara daring. Ketua Kelompok Substansi Evaluasi dan Pelaporan, Aulia, MM saat membuka diskusi yang dihadiri oleh satker perwakilan komoditas lingkup BRMP dan BRMP Biogen, mengemukakan bahwa arahan Pimpinan untuk persiapan pengelolaan Sumber Daya Genetik (SDG) terintegrasi ini adalah hal penting termasuk untuk penyediaan sistem informasi yang harus disiapkan secara wise dan mudah, ungkapnya. Makna kata ‘wise’ ini tentunya harus diidentifikasi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di lingkup BRMP sebagaimana saat ini kita memiliki tusi perakitan, tapi juga ‘wise’ untuk menjamin kebutuhan kerja sama terkait SDG yang seringkali menarik potensi kerja sama luar negeri, akan tetapi tetap dengan kehati-hatian, jelasnya lebih lanjut.
Aulia, S.TP., MM. saat mengantarkan diskusi juga menekankan agar diskusi kali ini dapat disepakati terlebih dahulu bentuk set data dan informasi apa saja yang akan disiapkan, tentunya melihat dari yang sudah dilakukan oleh Satker komoditas. Berdasarkan pengungkapan dari masing-masing Satker, potensi pengelolaan secara manual dengan katalog sampai dengan data excell adalah cikal bakal data dan informasi yang harus disiapkan dahulu yang kemudian menjadi target penyelesaian hingga akhir tahun, sebelum nantinya secara tusi pengampuan pengelolaannya dapat dilakukan bersama-sama dengan Bank Gen atau BRMP Biogen sebagai koordinatornya, sebagaimana disebutkan oleh Kepala BB Biogen, Arif Surahman, Ph.D pada Juni lalu, tambah Aulia.
Kepala BRMP PH sedikitnya memberi gambaran bahwa Kekayaan Intelektual yang digarapnya saat ini adalah KI yang memiliki perlindungan, sedangkan KI yang luas dalam kerangka KI komunal seperti halnya Ekspresi Budaya Tradisional, Pengetahuan Tradisional, Potensi Indikasi Asal, Indikasi Geografis, sampai SDG, belum semua tergarap. Bahkan SDG di lingkup BRMP pun hingga saat ini dengan dukungan Proyek CDCSUI, baru akan dilakukan pengelolaannya meskipun terbatas untuk 5 komoditas dan kerabatnya, jelas Nuning. Oleh karenanya, diskusi hari ini penting untuk menyepakati kebutuhan integrasi dan penyediaan datanya terlebih dahulu, sampai nantinya dapat disiapkan berupa portal atau web base pangkalan datanya sebagaimana rencana penyusunan SPBE untuk Bank Gen, sudah ada dalam desain SPBE di BRMP, tambah Aulia.
Penjelasan mengenai SDG ternak, disampaikan oleh Kapoksi KSPH BRMP PKH, Hasanatun Hasinah, S.Pt, M.Si, bahwa untuk setiap galur/rumpun yang dihasilkan sudah diinput dalam DAD-IS (Domestic Animal Diversity Information System) di FAO sesuai dengan posisi National Focal Point saat ini adalah Bapak Kepala Pusat yaitu Dr. drh. Agus Susanto, M.Si dan pelaksanaan input ke sistem ini dilakukan sesuai amanah pada Permentan 117/2014 atas kewajiban melakukan input hasil galur ternak hasil pemuliaan kedalam sistem FAO, jelas Hasanatun.
Tindak lanjut dan kesepakatan diskusi hari ini bahwa akan disiapkan surat edaran dan format kolom untuk penyediaan data dan informasi SDG, dan diharapkan Satker dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut sebagai bagian dari kegiatan inventarisasi terutama untuk aksesi yang masih dimiliki, tutup Aulia.